Bagi sebagian
orang mungkin rumput liar tak berarti apa-apa. Namun tidak bagi Mawar Yanti
(32), rumput liar yang ada di sekitaran rumahnya di hutan Lombok dan Sumbawa
adalah hal yang berharga. Bagaimana tidak, dengan rumput liar itu, ia dan warga
sekitarnya telah menghasilkan pendapatan yang mensejahterakan semuanya.
Bagaimana caranya?
Mawar Yanti bersama warga lain menjadikan rumput liar yang disebut juga dengan
ketak ini menjadi aneka kerajinan nampan, tatakan piring, keranjang, tempat
perhiasan, hingga tas-tas yang memenuhi selera pasar mode perempuan masa kini.
Hasilnya,
kerajinan yang tahan terhadap rayap dan memiliki kekuatan layaknya rotan ini
menjadi kerajinan yang unik dan telah mendapat anugerah UNESCO Award dari
organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, saat Trade Expo di Jakarta
tahun 2010.
Lalu seperti apakah perjalanan Mawar Art Shop hingga sukses
menjadikan rumpt liar menjadi uang miliar ini? Berikut ulasannya.
Ide Awal Perintisan Usaha
Pada awalnya,
Mawar Yanti hanya sekedar membantu usaha kakaknya membuat kerajinan dari rumput
ketak ini. Kemudian pada tahun 1999 Mawar membuka Mawar Art Shop sebagai usaha
perintisan bersama suaminya Suhartono.
Keputusannya untuk membuka Mawar Art
Shop dengan ini berasal dari ide untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha kerajinan
rumput menjadi usaha yang lebih professional.
Maklum saat
sebelum itu pengrajin rumput ketak ditempatnya hanya menjadikan usaha kerajinan
ini sebagai sambilan atau sambil lalu saja. Mereka memmproduksi dan kemudian
hanya menunggu pembeli datang. Apalagi sejak tragedi Bom Bali tahun 2002,
banyak toko kerajinan yang tutup dan orang-orang yang tidak berproduksi lagi
karena pembeli yang sepi.
Diakui oleh Mawar
bahwa kebiasaan membuat kerajinan rumput ketak ini sudah ada sejak alam di
daerahnya di di Dusun Nyurbaya Gawah,
Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara
Barat.
Menjemput Pembeli dan Ikut
Pameran
Mawar Art Shop
sejak pertama kali berdiri memang selalu melakukan strategi menjemput pembeli
dan tidak hanya sekedar menunggu. Karena dari strategi itulah, toko kerajinan
milik Mawar itu selalu mampu bertahan meski beberapa waktu dihadapkan pada
kondisi sulit seperti setelah kejadian Bom Bali tahun 2002.
Strategi lain yang
dilakukan Mawar adalah bersama dinas terkait atau bank pemberi kredit rajin
mengikuti pameran ke berbagai daerah. Dengan ikut bersama dinas terkait, ia tak
harus mengeluarkan uang karena stan yang disinggahinya didapatnya dengan
cuma-cuma. Melalui pameran inilah kemudian Mawar bisa mendapatkan penghasilan
dari penjualan eceran dan juga pembeli dari partai besar, termasuk eksportir.
Menggiatkan Produkstivitas
Warga Setempat
Kini sebanyak 30
perempuan bekerja di Mawar Art Shop. Sebagian besar dari mereka adalah
istri-istri yang ditinggal suaminya bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia
(TKI) di luar negeri.
Untuk lebih produktif, Mawar juga mengizinkan para
pekerja perempuan lain untuk mengerjakan kerajinan rumput ketak itu di rumah
mereka masing-masing dengan upah borongan.
Upah untuk para
pengrajin sendiri bervariasi, bergantung pada tingkat kerumitan dan ukurannya.
Seperti pengerjaan tas tangan berbentuk keranjang kecil selama 3-4 hari
diberikan upah Rp 100.000-Rp 150.000 per buah. Kebanyakan mengerjakannya
sebagai sampingan setelah selesai memasak dan bebersih rumah atau bekerja di
sawah.
Menurut Mawar,
wanita-wanita disini pendapatan dari suaminya hanya dikirim enam bulan sekali.
Dengan adanya usaha sampingan membuat kerajinan rumput ketak ini, maka mereka
bisa mendapat tambahan penghasilan.
Ekspor Ke Mancanegara
Setiap bulannya,
produksi tas rumput Mawar Art Shop ini bisa mencapai 1.500 buah per bulan
dengan harga jual antara Rp 150.000 – Rp 1,5 juta per buah. Semakin rapat
anyaman rumput yang dibuat, semakin mahal pula harga kreasi rumput ketaknya.
Hal ini disebabkan karena proses pengerjaannya yang semakin lama dan sulit.
Sejak dua tahun
yang lalu, per tiga bulan sekali sebanyak 3.000 buah tas produksi Mawar Art
Shop sudah mulai diekspor ke Jepang per tiga bulan. Beberapa pemilik toko
kerajinan dari Amerika Serikat, Kanada, dan Australia pun ikut rutin datang dan
membeli tas dari Mawar Art Shop.
Mawar juga pernah
mendapat pendampingan peningkatan kualitas desain dari Japan External Trade
Organization (Jetro) dan dipertemukan dengan para pembeli. Beberapa kali produk
Mawar Art Shop ini juga diikutkan pada pameran di Tokyo Gift Show dan Seoul
Gift Show.
Selain menerima UNESCO Award, produk Mawar Art Shop juga pernah
mendapat Inacraft Award. Luar Biasa!
No comments:
Post a Comment